Hello Sahabat Dhikers..!
Senang sekali saya bisa menyapa sahabat dhikers semuanya. Kali ini saya
ingin berbagi kepada sahabat dhikers mengenai Evolusi dan Revolusi Sebagai Jalan Perubahan Sosial
Seperti yang pernah kami singgung dalam pembahasan kami yang lalu, perubahan sosial
dapat terjadi dalam dua jalan dan kondisi, yakni revolusi dan evolusi.
Proses evolusi adalah proses perubahan yang lama, secara perlahan dan
berkaitan dengan kesadaran baru mengenai pertahanan hidup. Evolusi
biasanya terjadi pada masyarakat tradisional yang digambarkan sebagai
hal yang lampau, dari masa lalu. Hal ini dikarenakan terjadinya
persekutuan antara pikiran manusia, kosmik dan alam yang lebih terjaga,
adanya keteraturan dan pandangan hidup yang berdasarkan mitos, dimana
mitos tersebut disampaikan secara turun temurun, rural dan mistis.Dalam
masyaakat tradisional, terjadi tradisionalitas dalam perubahan sosial
yang sebenarnya sangat individual.
Segala aturan berupa custom, mores, folkway dan usage didasarkan pada
pengalaman responsif berhadapan dengan sesama manusia atau alam sekitar.
Etika memegang peranan penting dalam masyarakat ini dan dihujamkan ke
individu melebihi pemahaman terhadap hukum positif manapun. Secara
perlahan, masyarakat berubah melewati kebiasaan dan pembiasaan baru dari
luar atau impostor. Maka secara perlahan, dalam hitungan tahun kemudian
masyarakat mengalami perubahan yang besar, menjadi lebih
individualistis. Salah satunya karena kehadiran teknologi televisi.
Secara perlahan, mereka mengalami modernisasi yang diakibatkan oleh
injeksi kemodernan yang mereka dapatkan secara tidak langsung. Alat-alat
modern akan terus datang dan mereka akan terbiasa dengan hal itu. Lalu
secara tidak disadari, perubahan sosial telah terjadi.
Selain perubahan yang terjadi secara
perlahan atau evolusi, ada juga jalan perubahan sosial yang lain, yakni
revolusi. Perubahan sosial secara revousi adalah perubahan yang cepat
dan drastis yang bisa dirasakan oleh siapapun yang terlibat maupun
tidak. Perubahan sosial secara revolusi ini pada awalnya terjadi karena
kedudukan modernitas yang merupakan montase dari nilai murni yang dianut
dalam suatu komunitas manusia dengan nilai acuan dan ajuan yang dapat
mereka rumuskan setiap tahun dalam bentuk birokratisasi. Nilai-nilai
murni ini kemudian dilegalkan dalam teori mengenai kependudukan dengan
penganjuran urbanisasi dan penyisihan (atau lebih tepatnya isolasi) pada
kaum raral dari budaya perkotaan. Adanya perubahan budaya politik yang
kolot menjadi demokratisasi melalui birokratisasi tingkat desa menjadi
agen dari perubahan sosial tersebut.
Maka dari itu ada semacam pemaksaan
kondisi, dimana tidak ada pilihan bagi sekelompok orang yang tergabung
dalam suatu masyarakat kecuali untuk berubah. Yang dilakukan birokrat
dalam melakukan revolusi sosial ini dinamakan stimulus sosial, dimana
ada semacam iming-iming dalam kondisi yang dimitoskan “tidak nyaman”
menjadi suatu kondisi “nyaman” demi percepatan kemajuan suatu negara.
Selain itu revolusi juga dapat terjadi sebaliknya, yakni saat masyarakat
sudah jenuh dengan kenyamanan palsu, dimana jurang antara satu kelompok
dengan kelompok lainnya menjadi semakin melebar, maka mereka akan
menuntut suatu perubahan yang segera. Perubahan ini sering memaksa
birokrat untuk keluar dari zona nyaman. Jika stimulus sosial memaksa
masyarakat untuk melakukan revolusi, maka protes sosial dapat memaksa
birokrasi menyesuaikan dengan keinginan masyarakat.
Sampai disini dulu postingan saya kali ini
mengenai Evolusi dan Revolusi Sebagai Jalan Perubahan Sosial, semoga postingan
saya bisa memberi pengetahuan baru dan bermanfaat untuk semua.
Terimaksih sudah berkunjung dan jangan lupa berkunjung lagi di blog andhika dhika.com
0 Response to "Evolusi dan Revolusi Sebagai Jalan Perubahan Sosial"
Post a Comment